5 Teknologi Pelatihan Keselamatan Kerja AR/VR, Aman dan Hemat Biaya
Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) kini mulai dimanfaatkan sebagai teknologi pelatihan keselamatan kerja. Bagi perusahaan atau instansi, fungsi ini untuk mempersiapkan pegawainya menghadapi skenario sulit.
Teknologi pelatihan keselamatan kerja berbasis VR dan AR menyediakan beragam skema yang dapat memberikan pengetahuan dan kesiapsiagaan bagi pegawai. Di satu sisi, training keselamatan kerja melalui pemakaian VR dan AR menghemat biaya dibandingkan jika perusahaan atau instansi mengeluarkan uang untuk membuat simulasi training pelatihan kerja secara nyata.
Berikut kami ulas 5 contoh pemakaian VR dan AR untuk training keselamatan kerja yang bisa menjadi referensi bagi Anda:
1. Pelatihan Tempur untuk Tentara
Angkatan Darat Amerika Serikat menggunakan simulasi VR untuk melatih prajuritnya bertempur. Tentara tersebut belajar berperang dengan memanfaatkan citra satelit, data street view, VR dan informasi instan lainnya. Kecerdasan buatan dalam VR mampu menganalisa kinerja prajurit dan membuat pelatihan lebih efektif.
Sebelumnya, pada simulasi 2012, teknologi VR telah dipakai dalam dunia militer. Simulasi ini menciptakan representasi nyata yang jauh lebih cepat dan realistis. Pelatihan ini memberikan bekal bagi prajurit agar memiliki gambaran apa saja yang harus mereka lakukan dalam situasi perang sesungguhnya.
Jika sebelumnya simulasi tempur dihadapkan pada situasi seperti alam pegunungan yang berbahaya, kini Angkatan Darat AS telah membangun wilayah lingkungan virtual dengan berbagai versi, seperti Korea Utara, korea selatan, San Francisco, Las Vegas dan New York. Dengan sistem lingkungan yang baru ini, Angkatan Darat AS hanya perlu memilih wilayah lingkungan di peta dan kemudian lingkungan virtual akan muncul.
2. Pelatihan Pemadam Kebakaran
Rasanya akan sangat beresiko apabila instansi membuat simulasi nyata kebakaran untuk pelatihan pegawainya. Selain taruhan nyawa, simulasi nyata ini membutuhkan lahan luas dan biaya yang mahal.
Kini telah hadir teknologi pelatihan keselamatan kerja berbasis VR untuk mempermudah pelatihan para pasukan pemadam kebakaran. Teknologi ini membantu para petugas pemadam kebakaran agar terbiasa dalam situasi berbahaya dengan tekanan tinggi tanpa harus secara langsung berada di lingkungan berbahaya tersebut dan menanganinya.
Simulasi VR ini mampu membuat petugas pemadam kebakaran belajar tetap tenang sembari memadamkan kebakaran. Para instruktur dapat memantau setiap tanda vital peserta pelatihan, respon fisiologis serta kinerja peserta. Seluruh hasil data selama pelatihan akan direkam dan disimpan secara otomatis oleh sistem sehingga hasilnya dapat dipantau dan bandingkan dari waktu ke waktu.
Walau hanya bersifat simulasi, aplikasi ini setidaknya dapat membuat peserta calon petugas pemadam kebakaran terbiasa dengan situasi kebakaran sesungguhnya yang berbahaya. Mereka akan mempelajari cara menyelamatkan diri dan korban kebakaran.
3. Aplikasi Training Penyedia Informasi Keselamatan Gedung
Hal paling sederhana pernah dilakukan melalui aplikasi berbasis AR, yang dibuat khusus untuk karyawan, kontraktor dan pekerja. Aplikasi ini dapat diunduh dari ponsel pintar masing-masing. Dalam aplikasi ini terdapat video 3D berisikan informasi risiko dan panduan pelatihan keselamatan kerja di terminal dan gedung perkantoran.
Pengguna cukup mengarahkan ponsel pada stiker yang menempel pada peralatan kerja seperti mesin, lantai maupun dinding di lingkungan kerja. Sebuah animasi akan muncul menunjukkan cara operasional mesin maupun memberikan simulasi tanda- tanda bahaya. Jika biasanya petunjuk dan tanda peringatan hanya terdapat pada kertas, kini semua lebih mudah dengan bantuan teknologi AR.
4. Pelatihan Ruang Kendali Tenaga Nuklir
Ketika melakukan pelatihan untuk situasi berbahaya, VR memungkinkan kita untuk belajar dan gagal tanpa takut akan konsekuensi di dunia nyata. Inilah alasan kenapa Fortum, salah satu perusahaan Pembangkit Listrik terbesar di Nordics, telah mulai menggunakan teknologi VR dan menerapkan pelatihan VR untuk ruang kendali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di lokasi produksi Lovissa sebagai cara untuk melatih karyawan tentang cara menangani berbagai situasi yang berpotensi mematikan yang dapat terjadi dalam ruang kontrol .
Manfaat terbesar dari pelatihan VR untuk ruang kendali ini adalah mengefektifkan pengeluaran biaya perusahaan. Dalam jangka pendek selama satu atau dua bulan mungkin manfaatnya belum bisa terlihat, tetapi dalam jangka panjang, bisa dibayangkan berapa banyak pengeluaran yang dapat diefisienkan. Pelatihan melalui VR lebih murah dibanding pelatihan nyata karena lebih banyak karyawan yang dapat dilatih dalam waktu singkat, selain itu tidak perlu lagi ada pengeluaran tambahan untuk peralatan dan kebutuhan pelatihan fisik lainnya.
5. Pelatihan bagi Pilot
Untuk poin terakhir, teknologi pelatihan keselamatan kerja bagi pilot memakai Mixed Reality yang menggabungkan VR dan AR. Pemanfaatan teknologi ini pernah dilakukan oleh pangkalan gabungan San Antonio-Randolph, Austin, Texas, AS. Institusi ini mengadakan Pilot Instructor Training Next atau PIT Next.
Pelatihan ini memunculkan silabus yang mengintegrasikan simulator VR dan headset video 360 derajat. Dalam pelatihan tersebut, siswa cukup duduk di kursi dan merasakan terbang seolah — olah sedang mengemudikan pesawat yang sesungguhnya.
Siswa dapat memahami cara menyelamatkan diri saat kondisi terbang berbahaya. Tentu ini akan sulit dilakukan jika membuat pelatihan dalam kondisi sebenarnya. Dengan pelatihan ini mereka dapat secara cepat mengambil keputusan penting saat menemui situasi genting tanpa harus menanggung risiko kematian.
Kesimpulan
Pelatihan keselamatan kerja dibutuhkan untuk menyiapkan mental, mengurangi risiko cidera hingga kematian seminimal mungkin, hingga bekerja lebih efektif dan efisien. Sayangnya, untuk menerapkan pelatihan yang optimal terkadang dibutuhkan fasilitas yang luas dengan biaya mahal.
Teknologi Augmented Reality dan Virtual Reality mentransformasi seluruh media pelatihan menjadi objek virtual, yang berarti tidak dibutuhkan lagi media dan fasilitas pelatihan secara fisik, yang pada akhirnya menghemat lahan dan biaya. Dan yang paling penting, dengan berubahnya media pelatihan menjadi virtual akan menekan risiko kecelakaan dan kematian hingga titik nol.